Kamis, 19 Juni 2008

Mendengarkan Allah

MENDENGARKAN ALLAH


Tujuan

Mendengarkan Allah di dalam semua peristiwa kehidupan.

Memahami bagaimana syering kelompok mendukung kehidupan iman.

Pengalaman-Pengalaman Padang Gurun

Hidup di sebuah padang gurun akan mengubah sikap kita terhadap kehidupan. Kehidupan di padang gurun menuntut agar kita cuma memperhatikan hal-hal yang paling mendasar agar tetap bertahan hidup. Makanan dan minuman mewah harus dilepaskan; para pengelana di padang gurun dapat bertahan hidup karena air dan makanan yang sederhana – atau mereka tidak akan bertahan sama sekali. Berat badan yang berlebihan itu berbahaya. Setiap orang mesti menurunkan berat badannya dan jumlah kalori sampai level yang perlu untuk bisa bertahan hidup. Pakaian? Tidak ada tempat untuk gaun atau pakaian mentereng; melulu pakaian yang sederhana namun kuat untuk melindungi diri dari sengatan panas matahari dan dingin di malam hari.

Semua kegiatan di padang gurun mesti dilakukan dengan perlahan-kalau tidak segala sesuatu yang hidup akan pingsan karena kehabisan tenaga. Energi mesti disimpan untuk hal-hal kecil sungguh besar faedahnya: segenggam korma, seteguk air, sebuah tempat berteduh.

Menentukan arah tujuan merupakan segala-galanya – karena tersesat berarti mati. Segala sesuatu di padang gurun pada umumnya kelihatan serupa. Namun tidak lama kemudian kita dapat menilai betapa berbedanya dua buah batu, atau dua buah semak belukar, atau dua buah bukit. Apa yang dilewati begitu saja di tempat atau waktu yang lain, mendapat perhatian dan tampak jelas di padang gurun. Perbedaan kecil sungguh mencolok.

Sebuah tempat kecil atau oasis tidak dapat menopang kehidupan untuk selamanya. Maka sebagian terbesar orang yang hidup di padang gurun adalah nomaden, orang yang selalu mengembara. Mereka berpindah-pindah supaya dapat bertahan hidup. Bergerak maju – secara perlahan – merupakan sebuah cara hidup.

Padang gurun merupakan sebuah tempat yang sunyi. Hanya ada sedikit kegaduhan yang mengalihkan perhatian orang. Walaupun terlalu senyapnya padang gurun itu bisa juga berbahaya, namun dalam kadang tertentu keheningan macam itu dapat memanggil kita untuk menghadapi apa yang penting di dalam kehidupan kita. Keheningan padang gurun memberikan kesempatan untuk mendengarkan kehidupan dan diri kita sendiri. Padang gurun memanggil kita untuk berbicara hanya apa yang berfaedah.

Sebuah sikap padang gurun dapat mempersiapkan kita untuk berdoa. Kadang kala kita berangkali diberi sebuah pangalaman padang gurun melalui suatu keheningan sehingga membuat diri kita cukup kosong untuk mendengarkannya. Kadang kala sebuah pengalaman padang gurun ditimpakan ke atas kita melalui penyakit, yang memberi kita kesempatan untuk tidak melakukan apa pun juga selain mendengarkan. Atau kita dapat menciptakan sebuah pengalaman padang gurun dengan menyediakan waktu untuk merenung di dalam dunia yang sibuk, dan kadang kala gila, ini.

Pengalaman padang gurun memberi suatu peluang untuk mendengarkan Allah. Mendengarkan orang lain berarti melupakan diri sendiri, memperhatikan orang lain. Mendengarkan berarti bersikap terbuka, melepaskan pikiran-pikiran sejenak, menahan sejenak apa yang ingin saya katakana.

Untuk mendengarkan Allah, kita mesti menciptakan sedikit keheningan secara berkala. Dalam keheningan itu, saya dapat mendengarkan ribuah cara melaluinya Allah berbicara kepadaku setiap hari di dalam segala sesuatu dan semua orang. Tanpa semacam kesempatan padang gurun seperti ini, sendirian bersama Allah, saya bisa saja tidak menangkap pesan-pesan Allah di dalam kehidupanku.

  1. Apabila Anda pernah mengalami pengalaman-pengalaman padang gurun, coba sebutkan.
  2. Bagaimana setiap pengalaman padang gurun itu membantu Anda (atau menghalangi Anda) untuk mendengarkan Allah secara lebih baik di dalam kehidupan Anda?
  3. Ciri-ciri manakan dari padang gurun yang Anda secara pribadi butuhkan sehingga Anda dapat mendengarkan Allah secara lebih baik di dalam kehidupan Anda?
  4. Bagaimana Anda bisa memberikan kepada diri Anda apa yang Anda butuhkan?

Tidak ada komentar: