Senin, 16 Juni 2008

Teman-teman terkasih,

Bulan Mei adalah bulan Maria. Kita menghormati Maria karena dia adalah bunda Kristus dan bunda kita. Pada kesempatan ini, saya mengajak teman-teman untuk merenungkan dan mengikuti teladan Maria. Maria yang penuh dengan kerendahan hatinya menerima tawaran Allah. Ia berani menjawab dengan mengatakan :

Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataan-mu”.

Teman-teman terkasih,

Gereja menghormati Maria sebagai Bunda Allah dengan cinta yang istimewa. Dia tidak terpisahkan dengan karya penyelamatan Puteranya.

Mengenal Maria ialah mengenal apa yang telah dikerjakan Allah dalam dirinya dan fungsi yang diberi kepadanya di dalam sejarah keselamatan. Gereja memang merenungkan kekudusannya yang tersembunyi, meniru amalkasihnya dan kesetiaannya melaksanakan kehendak Bapa, dengan menerima sabda Allah dalam iman, ia sendiri menjadi seorang ibu” (LG 64). Seperti Maria dia menjadi perawan yang mendengarkan, yang berdoa dan berkurban sebagai bunda perawan. Perawan Terberkati itu “merupakan teladan sikap spiritual yang di dalamnya Gereja merayakan dan menghayati misteri-misteri ilahi (Paulus VI, Marialis Cultus).

Cinta akan Maria berasal dari hubungan yang akrab yang timbul di antara dia sendiri dan Gereja pada tingkat keibuan, pengantaraan, kasih sayang dan kehadiran.

Gereja diundang untuk menghayati secara lebih dalam lagi misteri Kristus dengan bekerja-sama secara penuh rasa syukur di dalam karya keselamatan. Melalui Maria dan seperti Maria, Ibunda Gereja dan model Gereja (Kom Mis Yohanes Paulus II).

Sebagaimana semboyan Yohanes Paulus II, Totus Missioni cum Maria.

Maria sebagai orang pertama yang menerima Yesus dalam rahimnya, dan menyerahkan diri pada kehendak Allah.

Jakarta, akhir April 2007

Yohana Halimah

Komunitas Misionaris Yohanes Paulus II

Tidak ada komentar: